Sunday, June 6, 2010


Alkisah di ceritakan di sebuah negeri nan panas dan diapit dua sungai bernama Gasip .Konon ada sebuh kerajaan kecil disana yang bernama kerajaan Gasip. Negerinya makmur dan kaya, tidak pernah nampak ada orang antri di sana untuk mencairkan BLT, mengurus KTP, apalagi antri bubur kacang ijo.

syahdan di negeri ini terkenallah seorang raja yang arif hampir bijaksana bernama Sultan Bagindo Foni yang termasyur dengan kelebaran jidatnya dan rambutnya yang tak pernah tumbuh lebih dr 3 centi. Oleh karena itu beliau juga dipanggil dengan sebutan Tuanku Miskin Rambut. Sultan memiliki 3 orang anak, anak pertama bernama Mambang Arif Yazid bergelar pangeran Joker, anak kedua Mambang Ikhsan Khayali dan terakhir putri bungsunya yang cantik rupawan bak manohara bernama Putri Hijau yang nama aslinya Putri Hijaukuningkelabumerahmudadanbiru. Konon saling susah dan panjangnya nama sang Putri, sampai-sampai Lurah Kampung Baru harus memberikan KTP khusus kepada sang Putri dengan ukuran Postcard. Menurut kapitan Hokkian pemilik toko komputer paling besar di Tanjung Gusta, Kapitan A(arif) Tjhong Tjhing di dalam Kitab Ko Ping Cho Ngek cuma beliaulah satu-satunya Putri yang mewariskan perangai Bapaknya yang terkenal hobi hang out saban minggu.

Putri Hijau paling hobi hang out dengan teman-temannya sesama putri dari kerajaan lain setiap sabtu sore hingga malam minggu, sekedar ngopi di Setar Bak atau maen gaplek di Merdeka wolk yang harga makanannya terbilang angker sekerajaan Gasip. Selain itu setiap minggu pagi, sang Putri juga selalu sedia menjaga kemolekan tubuhnya dengan bermain Futsal di lapangan Istana bersama abang-abang dan dayang-dayang juga para prajurit. sedangkan tiap malam kamis atau malam Jumat, beliau rajin nongkrong di TST jalan Puri sambil nonton Liga Piala Champion. Kadang ayahandanya sempat murka karena hobi sang Putri yang Patima (Payah Tidur Malam) itu sebab selain makin rajin kerokan, sang Putri juga terkenal boros.... karena hobinya asik belanja bersama teman-temannya dari Kerajaan tetangga semisal Boru Raja Manurung yang nama kerennya Tina (menurut gosip di koran Metro 24 sedang main mata dengan putra Raja Purba yang daerah kekuasaanya separuh wilayah Koserna ) atau putri Saudagar Sawit paling luas se-Sampali , Engku Gita.

Berbeda perangai dengan abang-abangnya yang hobi berbisnis, semisal Mambang Arif atau pangeran Joker yang sibuk menjalankan bisnis free lance sebagai tukang gambar atau bahasa kerennya graphic Designer yang saat ini sedang hobi mencari rejeki harimau di kontes paling heboh sejagad Padang Bulan, Top Coder Studio. Begitu juga dengan Mambang Ikhsan Khayali, pemilik Perusahaan Percetakan paling mini se Kadipaten Padang Bulan, selain bergerak di bisnis percetakan beliau juga memiliki usaha free lance komputer dan makanan, walaupun tidak konsisten tapi ini bisa dibuktikan dari perkembangan pertumbuhan badannya yang semakin kesamping ..yah lagak-lagak badan toke lah. Melihat perbedaan perangai putrinya dan kedua putranya ibarat Durian dengan Jeruk Bali, Sultan menjadi masygul hatinya. Apalagi mulai berdampak sistemik terhadap keuangan negara yang membuat Wazir, hulubalang, bendahara sampai anggota Balai Kerapatan mencak-mencak saban hari. Bagaimana tidak, sebab sumber penghidupan mewah sang Raja dan keluarganya menyerap APBK ( anggaran Pendapatan dan Belanja Kerajaan) membengkak menjadi 20 % pertahunnya sehingga Baginda harus memangkas subsidi rakyat di berbagai bidang. Subsidi minyak lampu sudah tidak diberlakukan lagi, begitu juga subsidi peremium dan konon akan merambat ke subsidi minyak makan, minyak rambut, Baby oil, minyak kem-kem hingga minyak jelantah. Walhasil untuk mengakali masalah ini, Sang Raja memberlakukan kenaikan parkir hingga 100 persen dan yang paling terkena imbasnya adalah pembawa saldo dan gerobak lembu sebab harus membayar kelebihan retribusi kebersihan apabila "mesinnya" pub sembarangan. Kalo tidak mau bayar, pengemudi diancam membawa dan mengutip kembali hasil "reproduksi" mesinnya sepanjang jalan.

Kalo sudah begini, kerajaan terus-terusan di gempur demo dari pelajar-pelajar Padepokan USU dan padepokan lainnya yang sering laga ilmu dengan prajurit kerajaan. Tentunya ini menambah kepuyengan Sultan Bagindo Foni dan ujung-ujungnya Wazir Kerajaan kena repet. Melihat gelagat Sultan yang sudah naik darah, Wazir langsung memberikan usulannya agar semua masalah selesai tanpa masalah ( maklum, Wazir ini mantan Kepala pajak Gade , terakhir sebelum jadi wazir beliau menjabat Kepala Pajak Gade Tembung). sang Wazir, yang bernama lengkap Datuk Panglima Pulo Rakyat Faisal Azmi ini mengusulkan agar Puti Hijau dinikahkan saja dengan harapan setelah menikah penyakit Putri yang hobi hang out itu dapat sembuh. Sultan langsung menyetujuinya dan memerintahkan hulubalangnya yang bernama Tuanku Laksemana Fajar Maulana Menabur Angin, agar segera mengumumkan perihal Lowongan menjadi calon pangeran bagi sang Putri dengan proses seleksi berkas melalui sistem online di alamat situs http://www.kimpoiyuk.com .

Hulubalang segera mengerahkan seluruh anak buahnya kepenjuru Kerajaan Gasip dan Kerajaan-kerajaan sekitar Gasip. Tentunya peminat membludak, maklum saja semenjak krisis ekonomi mulai menggoyang Gasip membuat lapangan kerja menjadi sempit sehingga banyak pemuda-pemuda Gasip berfikir cuma cara ini jalan pintas cepat kaya. Mendengar keputusan ayahandanya yang tidak meminta pendapatnya membuat Putri Hijau marah besar dan ngambek dengan mengurung diri di Kondominium mewahnya. Dia sangat bersedih hati, sebab selama ini tidak diketahui kalau sebenarnya Putri Hijau sedang menjalin cinta secara backstreet dengan Sultan Aceh , Sultan Izhari Ishaq Aksa Syah yang merupakan musuh bebuyutan Ayahandanya. Tentunya jikalau ayahandanya mendengar dia berhubungan secara backstreet dengan sultan Izhari, bisa-bisa dia akan dikirimkan ke Kelantan dan dikawinkan dengan Tengku Fahri yang baru ditinggal lari Manohara.

Melihat gelagat sudah semakin tidak baik, Putri Hijau segera mengirimkan kabar ke Sultan Aceh dengan mengirimkan sinyal lampu sorot berwarna hijau dari balkon Kondominiumnya. Kebetulan Sultan Izhari, si Sultan Aceh saat itu sedang melihat Peternakan Kerbonya di Perlak ( Maklum, saat itu Kesultanan Aceh merupakan pengekspor Kerbo terbesar se Nusantara, rekan bisnisnya bertebar dari India sampai Majapahit). Melihat cahaya hijau yang bersinar di langit Gasip dan diselingi tulisan kelap-kelip " CEPAT PINANG AWAK BANG!! AWAK MAU DISURUH KAWIN SAMA ABAH!!" Sultan Aceh langsung menarik kesimpulan bahwa saat ini jantung hatinya sedang keadaan dilema berat dansegera membutuhkan pertolongannya. ( Maklum, lampu sorot itu hadiah darinya saat ulang Tahun Putri Hijau ke 20 ). Tapi apalah daya, sejak sengketa masalah Tali air antara ayahandanya dengan Sultan Bagindo foni menyebabkan Kerajaan Gasip memutuskan hubungan diplomatik dengan Kesultanan Aceh dan memilih membangun hubungan koalisi dan diplomatik dengan Kerajaan Majapahit, musuh satu-satunya Kerajaan Aceh. Sultan kemudian membuka laptopnya dan mengaktifkan Yahoo messenger....sayang disayang ternyata di Perlak belum dapat jaringan internet, apalagi sinyal 3 G. mau baliki pulang ke Kutaradja sudah kepalang tanggung. Akhirnya Sultan menitahkan panglimanya , Panglima Talam untuk segera mengantar surat ke Sultan Bagindo Foni untuk meminang putri Hijau. Sayang saat mengantar surat ke Gasip, Panglima Talam diserbu pemberontak yang dipimpin Sutan Alwi Yudhidarma Lubis yang berhasil menganeksasi Tapak Tuan dari Kesultanan Aceh. Surat itu jatuh ke tangannya dan segera menyerahkannya ke Hulubalang Tuanku Laksemana Fajar Maulana Menabur Angin. Walaupun sama-sama Batak tetapi Sutan Alwi tetap berpendapat "Lubis is Lubis, Bisnis is Bisnis ( meminjam istilah tukang bual paling terkenal se kabupaten Batu Bara, Tok Dalang Arif Billah Lubis) tentunya surat itu tidak gratis, Hulubalang Fajar harus berjanji mendukungnya untuk menguasai bisnis Monopoli Warnet di Gasip yang saat ini sedang gencar-gencarnya dikuasai Kapitan Hokiian A(arif) Tjhong Tjhing bersama sekutunya Datok Dani penguasa Gang Pasir dan sekitarnya dari Kejuruan Binje. Hulubalang Fajar menyetujuinya dan bahkan dijanjikan akan diangkat jadi Menkominfo di Kabinet Wazir Faisal.

Bersambung..........

Tuesday, June 1, 2010



















Daku, Dedi, Ukur dan Canggih awal matrikulasi 2004

Prolog : Kisah ini di tulis pada akhir tahun pertama di Ilkom. sebenarnya ini kumpulan dari catatan akhir minggu yang selalu penulis buat setiap akhir minggu sebagai refleksi. versi digital file mulai di buat pada pertengahan semester tujuh. Dan pada kali ini, penulis akan mempersembahkan segala kenang-kenangan ini kepada teman-teman S1 ilmu Komputer terutama teman-teman 04 yang pernah menjadi partner akademis selama kurang lebih 5/6 tahun. Semoga kisah ini dapat menjadi kenangan yang manis ( yah kalo mantap mudah-mudahan dijadiin buku, hue...hue...hue)

========================= %%%%%%%%%%%%%%%===================


"Bang, ni trakyek ke USU ya?"
"Iya dek, pas kali lah dah mau gerak ni, naek cepat"
"betulkan bang, ke USU ni"
"yah tak percaya adek ni, inikan anak USU semua di dalam!"
"Tapi tulisannya kok Simpang Pos"
(#$^%$) Kalo ke Simpang Pos kan juga lewat USU dek!!"
"Oh gtu ya bang" ( sambil malu-malu)

Itulah hari pertama kemarin aku ke Kampus, malu-maluin memang tapi mau gimana lagi daerah USU dan sekitarnya emang masih awam bagiku. Hari itu, hari pertama aku matrikulasi di Kampus. Wah seperti apa matrikulasi itu ya? kalo kata senior-senior SMA yang lulus PMP, matrikulasi itu kuliah ekstra yang diberikan khusus untuk mahasiswa jalur PMP. Konon kabarnya hasil post test setelah masa matrikulasi akan menolong kita pada saat niulai kita anjlok di semester genap ( masih isu, aku juga gak tau benar atau gaknya).

Teringat review bulan-bulan sebelumnya saat mendengar kabar bahagia lulus seleksi mahasiswa PMP di USU. Awalnya pesimis, Soalnya pilihannya Psikologi dan S1 Ilkom yang konon passing gradenya lebih tinggi, jadi gak begitu berharap bisa lulus( jujur : waktu itu milihnya asal milih aja...ahhahahy) . Sehingga akhirnya, mesti membongkar pundi-pundi buat ikut super intensif di Ganesha Operation ( mahal kali....hiksss.... sayang duitnya) dengan harapan lulus di jurusan Sastra Inggris , Biologi atau FKM. dan di kursus inilah takdirku berjumpa dengan anak Kisaran yang rambutnya gak pernah panjang melebihi 5 centi bernama Faisal Azmi yang ternyata setali 3 uang dengan aku nasibnya...Lulus di Ilkom dengan jalur PMP.

Hari pertama matrikulasi aku terlambat 10 menit dan untungnya dosen yang mengajar telat setengah jam dari aku ( hahahhay..... Dosen : Dosa kalau Absen). Seluruh mahasiswa matrikulasi memakai pakaian khas yang disebut pakaian resmi ( hitam putih alias cicak feses....fiuhhh untungnya cuma hari pertama aja ). Untungnya disitu aku bertemu dengan teman sesama SMA ( kebetulan waktu itu kami digabung dengan mahasiswa statistik) yang juga lulus di PMP namanya Sehukur dan tentunya lagi-lagi anak Kisaran itu (^^V piss Sal).

Ada yang unik saat awal matrikulasi ada catatan tersendiri dari diriku , maklumlah udah makan asem garam kena subsidi pemerintah terus dalam dunia pendidikan( secara dari Sd sampe Kuliah di institusi pemerintah terus.... =_="..)
1. Ternyata dari segi infrastruktur kegiatan kuliah gak jauh-jauh dari kegiatan belajar di sekolah, papan tulisnya pakai kapur juga ( ya elah...hari gini bo'...masih pake kapur aja...... spechless juga pas ngeliat pertama kali... nasiblah awak dari SD sampai kuliah gak terbebas dari penyebab TBC) dan disanding sama whiteboard yang lebih cocok disebut blackboard karena saking lamanya gak pernah dibersihin, sisa-sisa bukti akademis itu masih menempel disitu.

2. mungkin udah tabiat alam kali ya, kalau yang namanya anak sekolahan itu pasti bakat seninya memang akan terus mengalir dalam jiwa setiap dari mereka tanpa memandang umur dan sifat pa'alinya. Sejak dari SD sampai SMA, yang namanya meja aatau bangku tuh gak kan pernah hilang dari yang namanya Stipo Grafiti.... kali ini yah aku gak kan lepas dari pemandangan itu lagi.
grafiti anak USU, khususnya di MIPA menunjukkan bahwa terjadi pergeseran jiwa dari sang seniman, umumnya sih ungkapan ekspresi kekesalan terhadap sistem... Misalnya tulisan Proyek USU di bangku-bangku di plesetin jadi Proyek SUSUK ( di tambah K) atau cuka ditambah S jadi proyek SUSU ( maksudnya??) . Ada juga yang menuliskan rumus-rumus Integral parsial dasar dan yang lebih kerennya, baru kali ini aku ngeliat matriks 4 x 4 di tulis dengan detil lengkap dengan hasilnya...(wuihhh). Ada juga yang iseng bikin grafik hiperbolik...( dasar anak MIPA). Namun juga ada yang melow.. seperti puisi-puisi percintaan atau maki-makian terhadap dosen..( dasar!!).
Catatan : sudah seharusnya pemerintah menyediakan kertas buram setiap kali giliran mata kuliah 3 sks .

Gak seperti masa sekolah, kalau yang namanya buku pelajaran tuh gak boleh bercampur aduk satu sama lain. abis tuh mesti rapi jali, disampul pake kertas coklat sama sampul plastik. Kalo lagi kuliah gini, cukup binder aja....( walaupun kadang gak guna juga.... abis dipinjamin ...jadi sering berantakan T_T)

Ada kenangan tersendiri pas pertama kali matrikulasi, yaitu saat terjadi misscomunication mengenai jadwal kuliah, saat itu kami mengalami perubahan jadwal tanpa konfirmasi sehingga membuat kami harus telat 1 jam...( gila...) masuk ke dalam kelas dan kebetulan saat itu matakuliah matematika dasar. Karena overload gara-gara jadwal yang berantakan... akhirnya kami memilih keluar dan sialnya saat itu Pak Sebayang yang jadi dosen saat itu sangat tersinggung dengan kami karena beliau terganggu akibat ulah kami yang mondar-mandir seenaknya... dan dia berkata dengan nada yang yah bisa dikatakan sinis... " Hmm, sebaiknya kalau anda tidak niat untuk belajar saat ini silahkan keluar dari pintu belakang.... kalau ingin ikut silahkan..( tapi wajah nya mengkeret gan...hiyyy!). Akhirnya kami memilih keluar akibat overload ini ( sebenarnya emang kami pengen keluar ..hahahahha). Dan lucunya, kelang 2 tahun kemudian saat aku sudah duduk di tingkat dua, kami buat acara berbuka puasa di rumah Ayu dan olalal...ternyata pak Sebayang itu adalah ayahnya Ayu... fiuhhhh untung dia gak ingat kejadian yang gak sopan itu...hahahahha