وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالاً وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجِّ عَمِيْقٍ. لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُوْمَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيْمَةِ اْلأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيْرَ. ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
مَنَافِعَ لَهُمْ
“Manfaat bagi mereka.” Ada yg mengatakan bahwa manfaat di sini mencakup manfaat dunia dan akhirat. Ada pula yg mengatakan makna adl manasik. Ada yg mengatakan bahwa makna adl ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ada pula yg mengatakan bahwa makna perdagangan. Jadi setelah disimpulkan menurut penuturan Ustadz Abu Karimah Askari menjadi :
"Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan:Sampaikan kepada manusia utk mengerjakan ibadah haji. Umumkanlah ajaklah manusia kepadanya. Sampaikan kepada yg jauh dan yg dekat tentang kewajiban dan keutamaannya. Sebab jika engkau mengajak mereka mk mereka mendatangimu dlm keadaan menunaikan haji dan umrah dgn berjalan di atas kaki mereka krn perasaan rindu dan di atas unta yg melintasi padang pasir dan sahara serta meneruskan perjalanan hingga menuju tempat yg paling mulia dari tiap tempat yg jauh.Hal ini telah dilakukan oleh Al-Khalil ‘alaihissalam kemudian oleh anak keturunan yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kedua mengajak manusia utk menunaikan haji di rumah ini. Kedua menampakkan dan mengulanginya. Dan telah tercapai apa yg Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan kepadanya. Manusia mendatangi dgn berjalan kaki dan berkendaraan dari belahan timur dan barat bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala lalu menyebutkan beberapa faedah menziarahi Baitullah Al-Haram dlm rangka mendorong pengamalannya. Yaitu agar mereka menyaksikan berbagai manfaat utk mereka dgn mendapatkan berbagai manfaat dari sisi agama di Baitullah berupa ibadah yg mulia. Ibadah yg tdk didapatkan kecuali di tempat tersebut. Demikian pula berbagai manfaat duniawi berupa mencari penghasilan dan didapat berbagai keuntungan duniawi. Ini semua merupakan perkara yg dapat disaksikan. Semua mengetahui hal ini." ( quote : Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi. )
Nah langsung lah imajinasiku bermain..... Gimana ya rasanya naik haji dengan jalan kaki atau lebih enaknya disebut naik haji backpackeran?? ( yah kalo diliat dengan istilah bepergian dengan jalan kaki kan identik dengan traveler yang hobi backpacker..tau pelancong kere..heheheh ). Tanpa berfikir panjang, langsung aja ku buka komputer, konek internet dan
buka Google Earth.... Tujuan utamanya tentu pengen tau di mana sih letak Binjai dan Mekkah... hehehe... Kira-kira begini letaknya.....
jauh juga ya...hahahhhah...kira-kira berapa kilometer tuh ya....? Setelah cari sana-sini ternyata jarak dari binjai ke Mekkah itu kurang lebih 15.000 km!!! wadauuu...pantesan unta jadi kurus kalo jalan sejauh itu hahahahh!! jempol kaki juga bisa keribo tuh kalo jalan sejauh itu.... Setelah mempelajari tuh peta dengan seksama... akhirnya aku mengambil kesimpulan... gak mungkin deh perjalanan haji model backpackeran bisa dilalui lewat darat... ada beberapa analisis yang bisa aku ambil
- Kalau melewati darat setidaknya kita menempuh jarak yang sangat jauh ( sekitar 16.000 sampe 17.000 km mungkin) dan akan melewati beberapa negara yang mungkin tidak akan welcome kepada orang asing untuk saat ini ( misalnya Thailand selatan yang lagi gontok-gontokan , Myanmar yang lagi krisis nasional, Bangladesh yang gak aman bagi orang asing dan Pakistan yang sedang juga mengalami krisis politik)
- Ditambah lagi setidaknya kita harus mengurus visa kunjungan untuk 12 negara yang tentu akan mengeluarkan tenaga yang gak sedikit dan juga waktu yang lama dan apabila berhasil maka saya akan menempuh perjalanan itu selama 71 hari atau 90 hari dengan segala bahaya dan tantangannya ( yeee...gak banget lah ..)
- Kemudian biaya yang dikeluarkan juga gak sedikit.... wah bisa-bisa kejaian pergi lancar pulang terlantar...wehehehhe.d
No comments:
Post a Comment